Minggu, 29 Mei 2016

Persamaan dan Pertidaksamaan



BAB I
PENDAHULUAN


1.1             Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari terdapat permasalahan atau perhitungan yang terlalu rumit apabila dihitung satu persatu tiap objek, misalnya: “Dalam transaksi jual beli di pasar. Baik itu penjualan bahan kebutuhan pokok, buah-buahan, sayur-sayuran, maupun barang elektronik. Harga yang ditawarkan oleh penjual pun beraneka ragam. Jika kita tidak mengetahui harga dari produk tersebut, tetapi kita mengetahui berapa banyak seorang pembeli membeli dua jenis produk dan total uang yang harus dibayarkan atas produk itu, apakah kita dapat mengetahui harga dari setiap produk tesebut?” Dalam permasalahan seperti ini tentu memerlukan cara penyelesaian yang lebih mudah dan lebih ringkas. Bentuk persamaan dan pertidaksamaan aljabar sangat diperlukan untuk membantu perhitungan tersebut. Oleh karena itu, digunakan beberapa model penyelesaian, di antaranya sistem persamaan linier dan sistem persamaan kuadrat.

1.2              Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan sistem persamaan dan sistem pertidaksamaan?
1.2.2 Apakah perbedaan antara Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat?
1.2.3 Apakah perbedaan antara Persamaan dan Pertidaksamaan Linear?
1.2.4 Bagaimanakah cara mencari solusi dari sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel dan Dua Variabel?
1.2.5 Bagaimana cara mencari solusi dari sistem Persamaan Linear Tiga Variabel?
1.2.6 Bagimanakah cara mencari solusi dari sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat?

1.3              Tujuan Penulisan
1.3.1 Dapat mengetahui pengertian sekaligus contoh dari sistem persamaan
1.3.2 Dapat mengetahui mengenai perbedaan antara Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat.
1.3.3 Dapat mengetahui mengenai perbedaan antara Persamaan dan Pertidaksamaan Linear.
1.3.4 Dapat mengerti mengenai cara mencari solusi dari sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel, dan Dua Variabel.
1.3.5 Dapat mengerti mengenai cara mencari solusi dari sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
1.3.4 Dapat mengerti mengenai cara mencari solusi dari sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat.
Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada para pembaca khususnya kepada diri kami sendiri serta kepada para pelajar tentang “Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan”. Marilah kita bersama-sama mempelajari makalah ini dengan sungguh-sungguh agar kita bisa mengetahui pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari.

1.4             Metode Penulisan
Penulisan mempergunakan metode kepustakaan cara-cara yang digunakan pada penyusunan ini adalah:
ü  Studi Pustaka
Dalam metode ini penulisan membaca buku-buku yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.

(Sumber: Buku MATEMATIKA SMA kelas X jilid 1, Drs. Sartono Wirodikromo-PT Gelora Aksara Pratama)






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sistem Persamaan
Sistem persamaan adalah persamaan-persamaan yang harus diselesaikan secara bersamaan untuk mencari nilai-nilai tunggal dari faktor-faktor yang tidak diketahui, dimana nilai-nilai tersebut benar untuk setiap persamaan. Tiga metode yang digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan yaitu:
a.       Metode Subsitusi                                c. Metode Campuran
b.      .Metode Eliminasi

Contoh Soal:
1.      Selesaikanlah persamaan berikut untuk mencari nilai x dan y, menggunakan metode subsitusi dan metode eliminasi?
x + 2y    = -1                (1)
4x – 3y  = 18               (2)

Jawab:
a.      Metode Substitusi
Persamaan (1): x + 2y = -1
                                  x = -1 – 2y
Kemudian, substitusikan x ke dalam persamaan (2)
Persamaan (2): 4x – 3y = 18
                           4 (-1 – 2y) – 3y = 18
Maka, terbentuklah persamaan sederhana dalam bentuk y:
-4 – 8y – 3y   = 18
-4 – 11y         = 18
-11y               = 18 + 4
-11y               = 22
     y               =  
                      = -2
Dengan mensubstitusikan y = -2 ke dalam persamaan (1), diperoleh:
x + 2y       = -1                  (1)
x + 2 (-2)   = -1
x - 4          = -1
x                = 3
Ø  Jadi, x = 3 dan y = -2.
Kita cek nilai x dan y, dengan menggunakan persamaan (2)
4x – 3y                =  18
4 (3) – 3 (-2)        =  18                                
12 + 6                  =  18
18               =  18
Ruas Kiri                        Ruas Kanan

v  Jadi, nilai ruas kiri = nilai ruas kanan. Maka nilai x dan y benar

b.      Metode Eliminasi
x + 2y     = -1                                 (1)
4x – 3y   = 18                                (2)
Jika persamaan (1) seluruhnya dikalikan 4 maka koefisien x dari persamaan (1) akan sama dengan koefisien x dari persamaan (2), sehingga:
4x + 8y = -4                                  (3)
Persamaan (2) dikurangi persamaan (3) menghasilkan:
4x – 3y = 18
4x + 8y = -4
      -11y = 22
          y =
 = -2
Jika persamaan (1) seluruhnya dikalikan 3 maka koefisien x dan persamaan (2) seluruhnya dikalikan 2, sehingga:
3x + 6y = -3                      (4)

8x – 6y = 36                      (5)
Persamaan (4) ditambah persamaan (5) menghasilkan:
3x + 6y = -3
8x - 6y  = 36  +
11x       = 33
          x =
 = 3
Jadi, x = 3 dan y = -2

c.       Metode Campuran

1.      Selesaikanlah sistem persamaan berikut
3p = 2q                        (1)
4p + q + 11 = 0           (2)

Jawab:
3p = 2q                        (1)
4p + q +11 = 0            (2)
Dengan pengaturan ulang kita peroleh:
3p – 2q = 0                 (3)
4p + q    = -11              (4)
Kalikan persamaan (4) dengan 2, menghasilkan:
8p + 2q = -22              (5)
Dengan menjumlahkan persamaan (3) dan (5), maka:
3p – 2q = 0                 (3)
8p + 2q = -22              (5)
11p        = -22
p        =
          = -2
Dengan mensubstitusikan p = -2 ke dalam persamaan (1), maka:
3p = 2q                        (1)
3 (-2) = 2q
2q      = -6
q       = -3
Periksa, dengan mensubstitusikan p = -2 dan q = -3 ke dalam persamaan (2), terlihat bahwa:
4p + q +11 = 0                        (2)
4 (-2) + (-3) + 11 = 0
-8 -3 + 11              = 0
0                           = 0
Jadi, terbukti bahwa ruas kiri = ruas kanan

2.      Selesaikanlah sistem persamaan berikut:
 +  = y                     (1)
13 -  = 3x                  (2)

Jawab:
Setiap kali terdapat pecahan dalam suatu sistem persamaan, maka umumnya pecahan tersebut dihilangkan terlebih dahulu. Jadi, kita perlu mengalikan persamaan (1) dengan 8:
 +  = y                                 (1)
8 + 8  = (8)y
x + 20 = 8y                              (3)
Kalikan persamaan (2) dengan 3 menghasilkan:
13 -  = 3x                              (2)
13 (3) –  = (3)3x
39 – y = 9x                              (4)
Dengan mengatur ulang persamaan (3) dan (4), maka:
x – 8y = -20                             (5)
9x + y = 39                              (6)
Kalikan persamaan (6) dengan 8, menghasilkan:
72x + 8y = 312                        (7)
Penjumlahan persamaan (5) dan (7) menghasilkan:
x – 8y      = -20                       (5)
72x + 8y = 312                      (7)
73x          = 292
x          = 4
Dengan mensubstitusikan x = 4 ke dalam persamaan (5), kita peroleh:
x – 8y = -20                             (5)
4 – 8y = -20
-8y = -24
y   = 3
Sehingga penyelesaiannya adalah x = 4 dan y = 3

3.      Selesaikanlah sistem persamaan berikut:
            2,5x + 0,75 – 3y = 0                (1)
            1,6x =1,08 – 1,2y                    (2)

Jawab:
Untuk mempermudah pengerjaan, kita hilangkan dahulu, pecahan desimal. Jadi, dengan mengalikan persamaan (1) dan (2) dengan 100, kita peroleh :
            250x + 75 - 300y = 0              (1)
            160x = 108 – 120y                  (2)
Dengan pengaturan ulang kita peroleh :
250x – 300y = -75                   (3)
160x + 120y = 108                  (4)
Kalikan persamaan (3) dengan 2 menghasilkan :
            500x – 600y = -150                 (5)
Kalikan persamaan (4) dengan 5 menghasilkan :
            800x – 600y = 540                  (6)


Dengan menjumlahkan persamaan (5) dan (6), maka :
500x – 600y = -150
800x – 600y = 540
1300x           = 390
                            X  =  
=
= 0,3
Substitusikan x = 0,3 ke dalam persamaan (1) :
250x + 75 – 300y = 0
            250(0,3) + 75 – 300y = 0             
75 + 75    = 300y
150    = 300y
y   =  
= 0,5
Jadi, penyelesaiannya adalah x = 0,3 dan y = 0,5

4.      Selesaikanlah sistem persamaan berikut,
7p + 11+ 2q = 0                      (1)
-1 = 3q - 5p                              (2)       

Jawab:

7p + 2q = - 11                          (1)
5p – 3q = 1                              (2)
Selanjutnya kita eliminasi dengan mengalikan persamaan (1) dengan 3 dan persamaan (2) dengan 2, maka diperoleh :
21p + 6q = -33
10p – 6q =  2   
        31p = - 31
            p = - 1
selanjutnya substitusikan persamaan (2) untuk memperoleh nilai q yaitu:
5p – 3q     = 1
5(-1) – 3q = 1
-5 -3q        = 1
           -3q = 6
              q =
               q = - 2
Jadi nilai p = -1 dan q = -2

5.      Selesaikanlah sistem persamaan berikut,
  +  = 4                    (1)
 -  = 0                      (2)

Jawab:
Kita hilangkan penyebutnya dengan cara :
6 + 6  = 6(4)                   (1)
18 -18 = 18 (0)               (2)
Kemudian di eliminasi,

3x + 2y = 24                           
3x – 2y = 0    -
       4y  = 24
y  = 6
3x  + 2y = 24
3x + 2 (6) = 24
   3x = 12
x   = 4

(Sumber: Buku Matematika Dasar Edisi 3, John Bird-Penerbit Erlangga 2004)



B.     Sistem Pertidaksamaan
ó Pertidaksamaan adalah kalimat terbuka yang menggunakan relasi <, >, =, = atau ≠. Dalam pelajaran aljabar biasanya hanya terkait dengan relasi <, >, =, atau = saja. Atau pertidakamaan merupakan sebuah pernyataan tentang bilangan riil a dan b yang berbentuk a < b , a > b , a ≤ b , atau a ≥ b , sehingga:
              i.      a > b ↔ b < a                         iii. a ≥ b ↔ b ≤ a
            ii.      a < b ↔ b > a                         iv. a ≤ b ↔ b ≥ a

Pertidaksamaan ada dua macam, antara lain:
1.      Pertidaksamaan mutlak; adalah benar untuk semua nilai nyata dari variable-variabel yang dikandungnya. Contoh: (a-b)2 > 0 berlaku untuk semua nilai a dan b, dengan a ≠ b , karena kuadrat dari sebrang bilangan nyata adalah positif atau nol.
2.      Pertidaksamaan bersyarat; penyelesaiannya hanya memenuhi sebagian nilai-nilai dari variabel-variabel yang dikandungnya. Contoh: x–2 > 8 adalah hanya benar apabila x >10 .

ó Notasi Pertidaksamaan
a.    Kurang dari ( < )
Jika a dan b bilangan real, maka a dikatakan kurang dari b, ditulis a<b , jika dan hanya jika a - b bernilai negative.
     Contoh:
     8 < 11, karena 8 - 11 = -3 , dan -3 bernilai negative.
b.   Lebih dari ( > )
Jika a dan b bilangan real, maka a dikatakan lebih dari b, ditulis a>b , jika dan hanya jika a - b bernilai positif.
Contoh:
     4 > -1 , karena 4 – (-1) = 5 , dan 5 bernilai positif.
c.    Kurang dari atau sama dengan ( ≤ )
Jika a dan b bilangan real, maka a dikatakan kurang dari atau sama dengan b, ditulis a ≤ b , jika dan hanya jika a < b atau a = b ( a ≤ b ingkaran dari a > b).
     Contoh:
     7 ≤ 9 adalah benar karena ingkarannya 7 > 9 adalah bernilai salah.
d.   Lebih dari atau sama dengan ( ≥ )
Jika a dan b bilangan real, maka a dikatakan lebih dari atau sama dengan  b, ditulis a ≥ b , jika dan hanya jika a >  b atau a = b ( a ≥ b ingkaran dari a < b).
     Contoh:
5 ≥ 3 adalah benar, karena ingkarannya 5 <  3 adalah bernilai salah.
Contoh: perbedaan bukan persamaan, persamaan dan pertidaksamaan.
Bukan persamaan
Persamaan
Pertidaksamaan
2x + 3
2x = 3
2x > 3
2x2 – 3x + 5
2x2 – 3x = 5
2x2 – 3x ≤ 5
Dst
Dst
Dst

(Sumber: Pembahasan MATEMATIKA SMP/MTs. Kelas VII, Disusun oleh: Awan Winanto, S.Pd)

C.    Sistem Persamaan Linier
1.      Persamaan Linier Satu Variabel
a.      Pengertian Persamaan Linier Satu Variabel
Persamaan linier satu variabel adalah persamaan aljabar yang mencakup hanya satu variabel (yang tidak diketahui) dengan pangkat pada variabelnya satu.
Bentuk umum persamaan linier satu variabel adalah ax + b = 0 dengan a dan b bilangan real.
b.      Cara Penyelesaian Persamaan Linier Satu Variabel
Untuk mencari penyelesaian Persamaan Linier Satu Variabel, maka dapat menggunakan cara:
a.       Kedua ruas ditambah atau dikurangi dengan bilangan yang sama
b.      Kedua ruas persamaan dikali atau dibagi dengan bilangan yang sama
Contoh:
1.      Tentukan penyelesaian dari persamaan: 5x – 2 = 3x +3
Jawab:
5x – 2 = 3x +3                              (persamaan awal)
5x – 3x - 2 = 3x – 3x + 3             (tiap ruas dikurangi 3x)
2x – 2 = 3
2x – 2 + 2 = 3 + 2                        (tiap ruas ditambah 2)
2x = 5
x =  
Atau lebih mudah variabel dijadikan satu ruas, seperti :
5x – 2 = 3x + 3
5x – 3x = 3 + 2
2x = 5
x  =






2.    Pertidaksamaan Linier Satu Variabel (PtLSV)
ó  Pengertian PtLSV
Pertidaksamaan Linier Satu Variabel ialah suatu pertidaksamaan bersyarat dalam variable x yang memiliki bentuk E < F , E > F , E ≤ F , atau E ≥ F, dengan E dan F adalah bentuk aljabar dalam x.
ó  Penyelesaian PtLSV
Penyelesaian pertidaksamaan dalam variable x adalah semua nilai x yang membuat pertidaksamaannya menjadi pernyataan yang benar.
Untuk dapat menyelesaikan Pertidaksamaan Linier Satu Variabel dilakukan dengan cara:
1.      Kedua ruas ditambah, dikurangi, dikalikan, atau dibagi dengan bilangan yang sama.
2.      Kedua ruas dikali atau dibagi dengan bilangan positif yang sama (bukan nol), sehingga tanda pertidaksamaannya tidak berubah
3.      Kedua ruas dikali atau dibagi dengan bilangan negatif, sehingga tanda pertidaksamaannya berubah
Contoh:
1)      Selesaikan pertidaksamaan berikut: 3x – 9 > 6

Jawab:
3x – 9 > 6                                (persamaan awal)
3x – 9 + 9 > 6 + 9                    (kedua ruas ditambah 9)        
                                 (kedua ruas dibagi 3)
               x > 5
2)      Seleaikan pertidaksamaan berikut: 3x + 4 > 5x – 6


Jawab:
3x + 4 > 5x – 6                        (persamaan semula)
3x + 4 – 4 > 5x – 6 - 4             (kedua ruas dikurangi 4)
3x > 5x -10                             
3x – 5x > 5x – 5x -10               (kedua ruas dikurangi 5x)
-2x > -10                     
                            (kedua ruas dibagi -2)
x < 5
3)      Putri memiliki 50 koin terdiri dari uang Rp 100,00 dan Rp 50,00 yang jumlahnya paling banyak Rp 4.000,00. Carilah batas dari masing-masing koin yang dimilikinya!

Penyelesaian:
Misalnya, banyak koin Rp 100,00 = x keping dan banyak koin Rp.50,00 = (50-x) keping, sehingga persamaannya menjadi:
100x + 50(50-x) ≤ 4000
                        100x + 2500 – 50x ≤ 4000
                                                50x ≤   4000 – 2500
                                                50x ≤ 1500
                                                x ≤
                                                x ≤ 30                (Banyak koin Rp. 100,00)
50 – x = 50 – 30
            = 20                   (Banyak koin Rp. 50,00)
Jadi, banyakkoinRp 100,00 adalah ≤ 30 kepingdankoinRp 50,00 adalah ≤ 20 keping.
3.    Persamaan Linier Dua Variabel (PLDV)
Persamaan Linier Dua Variabel adalah sebuah persamaan yang memiliki dua variabel yang tidak diketahui, dengan pangkat tertingginya satu.
Bentuk umum:
ax + by = c di mana a, b, dan c adalah konstanta dan a, b ≠ 0.
a.      Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)
Pasangan dua persamaan linier dengan dua peubah atau variabel x dan y yang memiliki bentuk umum:
 atau
Dengan a, b, c, p, q, r atau a1, b1, c1, a2, b2, c2 merupakan bilangan-bilangan real. Jika c1 = c2 = 0, maka SPLDV itu dinamakan homogen sedangakan jika c1  0 atau c2  maka SPLDV itu dinamakan tak homogen.
Contoh SPLDV homogen:                           Contoh SPLDV tak homogen:
                                      
                                 

b.      Menentukan Himpunan Penyelesaian Sistem Persamaan Linier dengan Dua Variabel
Ø  Metode Grafik
Grafik sebuah persamaan linier ax + by = c merupakan sebuah garis lurus. Dengan demikian secara grafis, sistem persamaan linier.
Titik yang bersekutu dari kedua garis tersebut merupakan penyelesaian sistem persamaan tersebut. Berdasarkan kedudukan dua garis tersebut, maka ada tiga kemungkinan penyelesaian yang dapat ditentukan, yaitu:
1.      Jika kedua garis berpotongan di satu titik (x0, y0), maka himpunan penyelesaian tepat mempunyai satu anggota, yaitu {(x0, y0)}. Ini terjadi jika   atau aq ≠ bp. Sistem persamaan linier yang tepat memiliki satu penyelesaian disebut konsisten.
2.      Jika kedua garis itu sejajar, maka himpunan penyelesaiannya tidak mempunyai anggota atau Ø. Ini terjadi jika    atau aq – bp = 0 dan ar – pc  ≠ 0 atau br – qc ≠ 0. Sistem persamaan linier yang tidak memiliki penyelesaian disebut tidak konsisten.
3.      Jika kedua garis itu berimpit, maka himpunan penyelesaiannya mempunyai tak berhingga banyak anggota, ini terjadi jika   =   atau aq – bp = 0 dan ar – cp  = 0 dan br – cq = 0. Sistem persamaan linier yang memiliki tak berhingga banyak penyelesaian disebut bergantungan.

Langkah-langkah menentukan titik potong dua garis lurus tersebut antara lain:
1)      Menentukan titik potong dengan sumbu X dan sumbu Y
2)      Menggambar grafik dan menarik garis-garis yang melalui titik potong dengan sumbu X dan sumbu Y
3)      Menulis himpunan penyelesaian titik potong

Contoh:
1.      Tentukan dengan gambar titik potong tiap sistem persamaan di bawah ini, kemudian tulislah himpunan jawabannya?.
a.      
b.     
c.      



Jawab:
Langkah 1: Menentukan titik potong:
a.        

X
0
5
Y
5
0
x,y
(0,5)
(5,0)





X
0
1
Y
-1
0
x,y
(0,-1)
(1,0)

Langkah 2: Menggambar Grafik
  y
6-                                                     x – y = 1
5-
4-
3-
2-                                                                     berpotongan di titik (3, 2)
1-
0          1       2       3       4       5        6       7           X
-1-                                            x + y = 5
Langkah 3: Menulis himpunan penyelesaian koordinat titik potong
a.       HP =


b.
Langkah 1: Menentukan titik potong
X
0
5
Y
5
0
x,y
(0,5)
(5,0)

x
0
y
0
x,y
(0, )
(  ,0)

Langkah 2: Menggambar Grafik
  y
6-                                                    
5-
4-
3-
2-
                                                                     sejajar
1-         2x + 2y = 3                  x + y = 5
0         1       2        3        4        5        6       7                   X


Langkah 3: Menulis himpunan penyelesaian koordinat titik potong
b.      HP = Ø
c.
Langkah 1: Menentukan titik potong
x
0
4
y
2
0
x,y
(0,2)
(4,0)

x
0
4
y
2
0
x,y
(0,2)
(4,0)

Langkah 2: Menggambar Grafik
  y
6-                                                    
5-
4-
3-         x+2y=4
2-                                3x+6y=12                     berimpit
1-
0          1       2       3       4       5        6       7           X
-1-                                           
-2-

Langkah 3: Menulis himpunan penyelesaian koordinat titik potong
c.       HP = setiap (x,y)


Ø  Metode Substitusi
Untuk menentukan himpunan penyelesaian dari suatu sistem persamaan linier dengan menggunakan metode substitusi harus ditempuh langkah-langkah berikut.
Langkah 1: Pilih salah satu persamaan yang sederhana. Nyatakan y sebagai fungsi x atau x sebagai fungsi y.
Langkah 2: Substitusikan y atau x yang didapat pada langkah 1 ke persamaan yang lainnya, sehingga didapat penyelesaiannya.
Langkah 3 : Tuliskan himpunan penyelesaiannya.
Contoh:
1.      Tentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan berikut, dengan menggunakan metode substitusi.

Jawab:
4x – y = 7
y = 4x – 7
Selanjutnya, disubstitusikan ke persamaan 3x + 5y = 11, diperoleh
3x + 5(4x – 7) = 11
3x + 20x – 35  = 11
23x  = 46
x  = 2
Kemudian, x = 2 disubstitusikan ke persamaan y = 4x – 7,
diperoleh y = 4(2) – 7
 =1
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(2,1)}
Ø  Metode Eliminasi
Untuk menentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linier dua variabel dengan menggunakan metode eliminasi ditempuh dengan langkah menghilangkan salah satu variabel dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan kedua persamaan linier, syaratnya koefisien x atau y harus sama.
Contoh:
1.      Tentukanlah himpunan penyelesaian sistem persamaan berikut ini dengan menggunakan metode eleminasi!

Jawab:
Eliminasi variabel y, sehingga didapat nilai x:
20x + 9y = 136
 8x – 9y = 4
12x        =140
          x   = 5
Eliminasi variabel x, sehingga diperoleh nilai y:
8x – 9y = 4                                   (1)
20x + 9y = 136                              (2)
Samakan koefisien x dengan mengalikan persamaan (1) semuanya dengan 5 dan mengalikan persamaan (2) dengan 2, maka diperoleh:
40x – 45y = 20                              (3)
40x + 18y = 272                            (4)
Selanjutnya, persamaan (3) dikurangi persamaan (4)
40x – 45y = 20
40x + 18y = 272
           -63y = -252
               y  = 4
Jadi,himpunan penyelesaiannya adalah {(5, 4)}

Ø  Metode Kombinasi Eliminasi dan Substitusi
Metode kombinasi eleminasi-substitusi dapat digunakan untuk menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linier dengan dua variabel, metode eleminasi digunakan terlebih dahulu kemudian dilanjutkan metode substitusi.
Contoh:
1.      Tentukan himpunan penyelesaian dari:
                                (1)
                               (2)
Jawab:
Untuk mencari nilai y, maka peramaan (1) dikalikan dengan angka 3 yaitu diperoleh:
3x + 9y = 30                                        (3)
Selanjutnya, persamaan (3) dikurangi persamaan (2) yaitu:
3x + 9y = 30
3x + 4y = 15
         5y = 15
            y = 3
Kemudian, substitusikan y = 3 pada salah satu persamaan, misalnya memilih persamaan (1), sehingga:
      x + 3y  = 10
      x + 3(3) = 10
     x + 9 = 10
                 x = 1
Jadi, himpunan penyelesaiannya ialah





Ø  Metode Determinan
1.      Tentukan himpunan penyelesaian dari:
2x + y = 7
x + 2y = 8

Jawab:
             =
                           Dp
D =
Du
D = Du – Dp
    = 2.2 – 1.1
    = 3
Dx =                               x =
= 7.2 – 8.1                                =
= 6                                            = 2
Dy =                                y =
      = 2.8 – 7.1                               =
      = 9                                           = 3

4.      Pertidaksamaan Linier DuaVariabel (PtLDV)
ó Pertidaksamaan Linier Dua Variabel ialah suatu pertidaksamaan bersyarat dalam variabel x dan y yang memiliki bentuk E < F , E > F , E ≤ F , atau E ≥ F, dengan E dan F adalah bentuk aljabar dalam x dan y. Daerah himpunan penyelesaian pertidaksamaan linier dua variabel ditentukan dari irisan tiap daerah himpunan penyelesaian pertidaksamaan linier dua variabel dari sistem pertidaksamaan linier dua variabel tersebut.
ó  Cara Penyelesaian PtLDV
Untuk mencari solusi PtLDV, maka dapat digunakan metode:
a.        Metode Grafik
Strategi menggambar Grafik atau Daerah Himpunan Penyelesaian PtLDV
Untuk menggambar grafik atau daerah himpunan penyelesaian PtLDV ax + by +c ≤ 0 atau ax + by +c ≥ 0 dapat ditempuh prosedur sebagai berikut:
·         Nyatakan PtLDV  dalam bentuk atau  dalam bentuk
·         Grafik atau daerah himpunan penyelesaian PtLDV  adalah daerah di bawah garis  atau , sedangkan grafik atau daerah himpunan penyelesaian PtLDV  adalah daerah di atas garis  atau
·         Pada sistem koordinat Cartessius, gambarlah garis  atau yang menyatakan grafik atau daerah himpunan penyelesaian PtLDV  dan arsirlah daerah di atas garis  atau  yang menyatakan grafik atau daerah himpunan penyelesaian PtLDV
Contoh Soal:
1.      Tentukan daerah himpunan pentelesaian pertidaksamaan

Penyelesaian:
1.      Langkah 1:
Ubah  ke dalam bentuk persamaan  untuk bisa menggambar garis, dengan cara mencari titik potong
x – 2y = -2
x
0
-2
y
1
0
(x,y)
(0,1)
(-2,0)

Langkah 2:
                              Y
                              2-        
                              1-
            -2      -1      0       1

Untuk mendapatkan daerah himpunan penyelesaian PtLDV, maka dapat menggunakan metode titik uji. Yaitu dengan memasukkan nilai titik uji ke dalam pertidaksamaan dan menentukan apakah hasilnya merupakan pernyataan yang benar atau pernyataan yang salah.
Misal titik uji (0,0), maka:
0 – 2(0) ≤ -2
           0 ≤ -2; merupakan pernyataan yang bernilai benar.
Pada gambar grafik di atas, daerah yang tidak diarsir merupakan himpunan penyelesaian pertidaksamaan
2.      Gambarlah daerah himpunan penyelesaian dari SPtLDV
Penyeesaian:
1.      Langkah 1:
1)      Ubah pertidaksamaan  menjadi bentuk persamaan

2)      Ubah pertidaksamaan  menjadi bentuk persamaan
y = -x + 4
x
0
4
y
4
0
(x,y)
(0,4)
(4,0)

y = -2x + 6
x
0
3
y
6
0
(x,y)
(0,6)
(3,0)

            Langkah 2: Gambar grafik
Pada grafik di bawah ini, daerah yang tidak diarsir merupakan penyelesaian dari keempat pertidaksamaan , , x ≥ 0, dan y ≥ 0









x 0
            Y
            6-
            5-        
            4-
            3-
2-                     x + y = 4
            1-                                               
                               
                                                2x + y = 6
            0       1      2      3     4      5         X
      -1
      -2
y ≤ 0                                        

Masukkan titik uji (0,0) ke dalam pertidaksamaan
          
0 ≤ -0 + 4
0 ≤ 4, merupakan pernyataan yang bernilai benar.
Maka daerah di bawah garis x + y = 4 merupakan himpunan penyelesaian pertidaksamaan .
Masukkan titik uji (0,0) ke dalam pertidaksamaan
        
0 ≤ -0 + 6
0 ≤ 6, merupakan pernyataan yang bernilai benar.
Maka daerah di bawah garis 2x + y = 6 merupakan himpunan penyelesaian pertidaksamaan .

5.      Persamaan Linier Tiga Variabel (PLTV)
Persamaan Linier Tiga Variabel ialah suatu persamaan yang terdiri atas tiga variabel yaitu x, y, dan z dengan pangkat tertinggi adalah satu. Dengan bentuk umum ax + by + cz = d.
Sistem persamaan linier tiga variabel adalah sistem persamaan linier yang terdiri dari tiga persamaan linier tiga variabel. Dengan bentuk umum:  
Disebut sistem persamaan linier dengan tiga variabel, dengan a11, a12, a13, a21, a22, a23, a31, a32,dan a33 adalah koefisien-koefisien variabel x, y, dan z yang merupakan bilangan real dan tidak sama dengan 0. Sedangkan p, q, dan r € R adalah konstanta.
Menyelesaikan sistem persamaan linier dengan tiga variabel adalah menentukan pasangan terurut (x0, y0, z0) yang merupakan penyelesaian simultan atau serempak dari sistem persamaan itu, sehingga himpunan penyelesaiannya adalah {(x0, y0, z0)}.
Himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linier dengan tiga variabel dapat ditentukan dengan metode substitusi dan metode kombinasi eliminasi substitusi.
Ø  Metode Substitusi
Untuk menyelesaikan sistem persamaan linier tiga variabel dengan metode substitusi melalui langkah-langkah sebagai berikut.
Langkah 1       : Pilih salah satu persamaan yang sederhana, kemudian
nyatakan x sebagai fungsi y dan z, atau y sebagai fungsi x dan z, atau z sebagai fungsi x dan y.
Langkah 2       : Substitusikan x, y, atau z yang didapat pada langkah satu
ke persamaan-persamaan yang lainnya, sehingga didapat sistem persamaan linier dengan dua variabel.
Langkah 3       : Selesaikan sistem persamaan linier dengan dua variabel
yang didapat pada langkah 2 dengan metode substitusi.
Langkah 4       : Penyelesaian sistem persamaan linier dengan dua variabel
pada langkah 3 disubstitusikan ke salah satu persamaan linier dengan tiga variabel, sehingga didapat penyelesaian simultan dari sistem persamaan itu.
Langakah 5     : Tulis himpunan penyelesaiannya.

Contoh:
1.      Tentukan himpunan penyelesaian SPLTV berikut:
     Jawab:
Dari persamaan x- y – z = 6, bisa didapatkan,
                             z = -x + y + 6
Kemudian, subsitusikan z ke dalam persamaan x + 2y – z = -3 dan 2x + y + z = 6, yaitu
x + 2y – z = -3                              2x + y + z = 6
x + 2y – (-x + y + 6) = -3             2x + y + (-x + y + 6) = 6
x + 2y + x – y - 6 = -3                  2x + y – x + y + 6 = 6
2x + y = 3                         (1)        x + 2y = 0                    (2)
Persamaan (1) dan (2) membentuk SPLDV tak homogen,
   
Dari persamaan x+2y = 0
x = -2y.
Kemudian, substitusi x=-2y ke persamaan 2x+y = 3, diperoleh :
2x + y = 3
2(-2y) + y = 3
-4y + y = 3
-3y = 3
y  = -1
Substitusi y=-1 ke persamaan x=-2y, diperoleh:
x = -2y
x = -2(-1)
x = 2
Setelah itu, nilai x = 2 dan y = -1 disubstitusikan ke persamaan z = 6 - x + y, diperoleh :
z= 6 – x + y
z = 6 – 2 + (-1)
= 3
Jadi, himpunan penyelesaian SPLTV itu adalah {(2, -1, 3)}.
Ø  Metode Eliminasi
Untuk menyelesaikan SPLTV dengan menggunakan metode eliminasi, maka digunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Eliminasi salah satu variabel x atau y atau z dari dua persamaan sehingga diperoleh SPLTV
2.      Selesaikan SPLTV yang didapat dari langkah 1
3.      Substitusikan nilai-nilai variabel yang diperoleh pada langkah 2 ke dalam salah satu persamaan semula untuk mendapat nilai variabel lainnya
Contoh: 
1.      Tentukan himpunan penyelesaian dari SPLTV



Jawaban:
Dari persamaan pertama dan kedua :
x – y + z   = 6                               (1)
x + 2y – z = -3                              (2)
     2x + y = 3                             (4)
Dari persamaan kedua dan ketiga:
x + 2y – z = -3                              (2)
2x + y + z = 6                               (3)
3x + 3y = 3 
x + y = 1                                  (5)
Persamaan (4) dan (5) membentuk SPLDV x dan y:
Selanjutnya mengeliminasi variabel y:
2x + y = 3        1|         ó        2x + y = 3
x + y = 1          2|         ó        2x + 2y = 2  -
                                                                     -y = 1
                                                                        y= -1
Substitusikan nilai x = 2 dan y = -1 ke dalam salah satu persamaan semula untuk mendapatkan nilai z, misalnya persamaan x – y + z = 6; diperoleh:
2x + y + z = 6
2 – (-1) + z = 6
z  = 3
Jadi, himpunan penyelesaian SPLTV di atas ialah {(2, -1, 3)}
Ø  Metode Kombinasi Eliminasi-Substitusi
Untuk menentukan himpunan penyelesaian suatu  sistem persamaan linier dengan tiga variabel dapat digunakan metode kombinasi eliminasi-substitusi dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Langkah 1 : Eliminasi salah satu variabel x, y, atau z, sehingga didapat sistem persamaan linier dengan dua variabel.
Langkah 2 : Selesaikan sistem persamaan linier dua variabel pada Langkah 1 menggunakan metode kombinasi eliminasi-substitusi.
Langkah 3 : Substitusikan penyelesaian simultan yang didapat ke salah satu persamaan linier dengan tiga variabel, sehingga didapat penyelesaian simultan sistem persamaan itu.
Langkah 4 : Tulislah himpunan penyelesaiannya.
Contoh :
1.      Selesaikan persamaan berikut,          
Jawab:
Eliminasi salah satu variabel, misalnya z:
x + y + z = 1                                        (1)
2x – y + z = 1                                      (2)
-x + 2y  = 0                                     (4)
Kemudian dari persamaan kedua dan ketiga:
2x – y + z = 1              3|     ó        6x – 3y + 3z = 3
x + 2y + 3z = -2          1|     ó        x + 2y + 3z = -2  _
                                                                              5x – 5y = 5
                                                                                  x - y = 1             (5)
Dengan menggabungkan persamaan (4) dan persamaan (5), diperoleh SPLDV:
Substitusikan y = 1 ke dalam persamaan (5), sehingga:
x – y   = 1
x – (1) = 1
        x = 2
hitung nilai variabel z dengan mensubstitusikan x = 2 dan y = 1 ke dalam persamaan (1), sehingga diperoleh:
x + y + z = 1
2 + 1 + z = 1
                        z = -2
Jadi, penyelesaiannya adalah {(2, 1, -2)
(Sumber: Buku MATEMATIKA SMA kelas X jilid 1, Drs. Sartono Wirodikromo-PT Gelora Aksara Pratama)


D.    Sistem Persamaan Kuadrat
Bentuk persamaan kuadrat umum adalah: y = ax2 + bx + c. Dimana a, b, c adalah konstanta dan a tidak sama dengan nol. Persamaan kuadrat adalah suatu persamaan di mana pangkat tertinggi dari kuantitas yang tidak di ketahui adalah 2. Sebagai contoh , x2 - 3x + 1=0 adalah sebuah persamaan kuadrat.
Terdapat 3 metode untuk menyelesaikan persamaan kuadrat, yaitu:
1.      Dengan faktorisasi (jika memungkinkan)
2.      Dengan “melengkapi kuadrat”
3.      Dengan “rumus kuadrat”, atau


1.      Penyelesaian persamaan kuadrat dengan faktorisasi
Perkalian (2x+1)(x-3) menghasilkan 2x2 - 6x + x-3 atau 2x2 - 5x - 3. Proses dengan arah sebaliknya dari 2x2 - 5x - 3 ke (2x+1) (x-3) disebut faktorisasi. Jika suatu pernyataan kuadrat dapat difaktorisasikan, maka ini menjadi metode yang paling sederhana untuk menyelesaikan suatu persamaan kuadrat. Sebagai contoh, jika 2x2 - 5x -3 = 0, maka dengan faktorisasi : (2x+1) (x-3) = 0
Sehingga penyelesaiannya (2x+1) = 0 maka, x = -  atau (x-3) = 0 maka,
x = 3. Teknik faktorisasi ini seringkali bersifat “coba-coba” atau “trial and error”.

CONTOH SOAL:
1. Selesaikanlah persamaan-persamaan berikut dengan cara faktorisasi
 (a) x2 + 2x - 8 = 0 dan  (b) 3x2 – 11x - 4 = 0




Jawab:
(a)    x2 + 2x - 8 = 0.
(x + 4) (x – 2) = 0
x + 4 = 0                x – 2 = 0
x = -4                   x  = 2
Sehingga akar-akar dari x2 + 2x – 8 = 0 adalah x = -4 dan 2.


(b)    3x2 – 11x – 4 = 0
(3x + 1) (x – 4) = 0
3x + 1 = 0                 x – 4 = 0
x  = -                     x  = 4
2. Selesaikanlah persamaan kuadrat berikut ini dengan cara faktorisasi :
4x2 – 25 = 0



Jawab:
4x2 – 25 = 0
(2x + 5) (2x – 5) = 0.
2x + 5 = 0                  2x – 5  = 0
x = -                        x   =
3. Selesaikanlah persamaan kuadrat berikut ini dengan cara faktorisasi :
(a)    4x2 + 8x + 3 = 0          (b) 15x2 + 2x – 8 = 0




Jawab:
(a)   4x2 + 8x + 3 = 0
(2x + 3) (2x + 1) = 0
2x + 3 = 0                          2x + 1 = 0
2x  = -3                              2x = -1
x  =                        x  =
(b)   15x2 + 2x – 8 = 0
(5x + 4) (3x – 2) = 0
5x + 4 = 0                    3x – 2 = 0
5x = -4                               3x = 2
X = ,                                x =


ü  Menyusun Persamaan Kuadrat
1. Akar-akar dari suatu persamaan kuadrat adalah  dan -2. Tentukanlah persamaan tersebut.


Jawab:
Ø  Cara 1
Bila diketahui akarnya adalah x1 dan x2 maka persamaan kuadratnya adalah (x – x1) (x – x2) = 0
Sehingga jika x1 =  dan x2 = -2, maka
(x – x1) (x – x2) = 0
(x – ( -2)) = 0
 (x + 2)      = 0
x2  
x2  
x2 ]  3
3x2 + 5x – 2 = 0
Ø  Cara 2
Bila diketahui akar – akarnya mempunyai hubungan dengan persamaan sebelumnya, persamaan kuadrat adalah:
x2 – (x1 + x2)x + x1.x2= 0
Sehingga jika x1 =  dan x2 = -2, maka
·         x1 + x2 =  + (-2)
 =
 =
·         x1.x2 = )(-2)
 =
Kemudian, x2 – (x1 + x2)x + x1.x2= 0
 x2( x +  = 0
(x2( x +  = 0)         x 3
3x2 + 5x – 2 = 0
2. Tentukanlah persamaan-persamaan dalam x yang akar-akarnya adalah
(a) 5 dan -5                  (b) (1,2) dan (-0,4)



Jawab:
Ø  Cara 1 (a)
Bila diketahui akarnya adalah x1 dan x2 maka persamaan kuadratnya adalah (x – x1) (x – x2) = 0
Sehingga jika x1 = 5 dan x2 = -5, maka
(x – x1) (x – x2) = 0
(x – 5) (x + 5) = 0
x2 – 5x + 5x – 25 = 0
x2 – 25 = 0

Ø  Cara 2 (a)
Bila diketahui akar – akarnya mempunyai hubungan dengan persamaan sebelumnya, persamaan kuadrat adalah:
x2 – (x1 + x2)x + x1.x2= 0
Sehingga jika x1 = 5 dan x2 = -5, maka
·         x1 + x2 = 5 + (-5)
 = 0
·         x1.x2 = (5)(-5)
 = -25
Kemudian, x2 – (x1 + x2)x + x1.x2= 0
 x2 – (0)x + (-25) = 0
 x2 – 0x - 25 = 0
 x2 – 25 = 0

Ø  Cara 1 (b)
Bila diketahui akarnya adalah x1 dan x2 maka persamaan kuadratnya adalah (x – x1) (x – x2) = 0
Sehingga jika x1 = 1,2 dan x2 = -0,4, maka
(x – x1) (x – x2) = 0
(x – 1,2) (x + 0,4) = 0
x2 – 0,8x – 0,48 = 0

Ø  Cara 2 (b)
Bila diketahui akar – akarnya mempunyai hubungan dengan persamaan sebelumnya, persamaan kuadrat adalah:
x2 – (x1 + x2)x + x1.x2= 0
Sehingga jika x1 = 1,2 dan x2 = -0,4, maka
·         x1 + x2 = 1,2 + (-0,4)
 = 0,8
·         x1.x2 = (1,2)(-0,4)
 = -0,48
Kemudian, x2 – (x1 + x2)x + x1.x2= 0
 x2 – (0,8)x + (-0,48) = 0
 x2 – 0,8x – 0,48 = 0

2.      Penyelesaian Persamaan Kuadrat sengan Melengkapi Kuadrat
Sebuah pernyataan seperti x2 atau (x + 2)2 atau (x – 3)2 disebut sebagai suatu kuadrat sempurna. Karena b = 0
Jika x ≥ 0 dan berlaku x2 = p, maka x = ±  dengan p ≥ 0. Sehingga,
ó Jika x2 = 3,
x   =  
ó Jika (x + 2)2 = 5
             x + 2     =
x   = -2
ó Jika (x – 3)2 = 8
x – 3     =
x   = 3
Pada hakikatnya, tiap bentuk kuadrat dapat dimanipulasi secara aljabar menjadi bentuk kuadrat sempurna. Manipulasi aljabar yang diperlukan dalam proses pengubahan itu adalah dengan menambah atau mengurangi bagian suku tetapan, misalnya:
§  Bentuk x2 – 2x + 4, dapat dimanipulasi aljabar sebagai berikut:
x2 – 2x + 4
(x2 – 2x + 1) + (-1) + 4, ditambah dengan (-1)
(x - 1)2 + 3, bentuk ini dapat memuat bentuk kuadrat sempurna (x - 1)2
§  Bentuk -x2 – 4x + 9, dapat dimanipulasi aljabar sebagai berikut:
-x2 – 4x + 9
-( x2 + 4x + 4) + 4 + 9, ditambah (+4)
-(x + 2)2 + 13, bentuk ini memuat bentuk kuadrat sempurna –(x + 2)2
(x + a)2 = x2 + 2ax + a2
Selain cara tersebut, ada juga cara lainnya yaitu:
ax2 + bx + c = 0
ax2 + bx = -c
 + x =
X2 + x + ( )2 =  + ( )2               (Melengkapi Kuadrat Sempurna)
(x + )2 =  + ( )2
x +  = ± )2
x =                (Rumus a b c)
(Sumber: Buku Matematika Dasar Edisi 3, John Bird-Penerbit Erlangga)



Contoh
1. Selesaikanlah persamaan 2x2 + 5x = 3 dengan metode “ melengkapi kuadrat
sempurna penyelesaian adalah sebagai berikut :
Jawab:
2x2 + 5x – 3 = 0
 = 0
x2  = 0
x2  + ( )2 =  + ( )2
x2  + ( ) 2 = ( ) 2
      (x + ( )) 2      = ( ) 2
        (x + ( ))      =
      (x + ( ))      =
      (x + ( ))  =  
               x   =  -               atau, x =  +
                     =                            x =
                     =                            x = 3
2. Selesaikanlah persamaan berikut:
(a)              (b) 3
Jawab:
a.      Diketahui: a = 1,        b = 2,               c = -8
x =
x =
   =
   =
x =            atau  x =

b.      Diketahui: a = 3,        b = -11,           c = -4
x =
   = + 11
   = 11
   =
   =  atau
Sehingga                      atau  
 = 4                                   =
3 Tinggi s meter dari sebuah benda yang dilempar ke atas dalam waktu t
detik dinyatakan dengan persamaan s = ut - gt2. Tentukanlah berapa lama
waktu yang diperlukan benda tersebut setelah dilemparkan untuk mencapai ketinggian 16 m,
a.       Ketika bergerak ke atas
b.      Ketika bergerak ke bawah
Jika u = 30m/s dan g = 9,81 m/s2.
Jawab:
Jika tinggi s = 16 m, maka
s = ut - gt2
16 = 30t – ½ ( 9,8 1 )t2
4,905t2 – 30t + 16 = 0
Dengan menggunakan rumus kuadrat :
t =
            =
            =
            t =                  atau t =
              = 5,53                                   = 0,59
Sehingga benda tersebut akan mencapai ketinggian 16 m setelah 0,59 detik ketika bergerak ke atas dan setelah 5,53 detik bergerak ke bawah.

4. Jika luas permukaan total dari sebuah kerucut pajal adalah 486,2 cm2 dan panjang sisi miringnya adalah 15,3 cm, tentukanlah diameter alasnya.




Jawab:
Luas permukaan total A dari kerucut pejal adalah  A = πrl + πr2, dimana l adalah panjang sisi miringnya dan r adalah jari – jari alas silinder.
Jika A = 486,2 dan l = 15,3, maka
              A = πrl + πr2
       486,2  = πr (15,3) + πr2
       πr2  + 15,3πr – 486,2                                  = 0
        +    = 0
Dengan menggunakan rumus kuadrat:
       r =
       r =
          =
       r =                        atau r =
          = 6,95cm                                   = -22,25 cm
Sehingga jari – jari r = 6,9106 cm ( r     =  22,2 cm dapat diabaikan )
Jadi diameter alas kerucut adalah       =   2r = 2(6,95)
                                                                       = 13,9 cm
E.     PERTIDAKSAMAAN KUADRAT
Pertidaksamaan kuadrat adalah pertidaksamaan yang memiliki variabel paling tinggi berpangkat dua. Bentuk umum pertidaksamaan kuadrat dalam variabel x adalah
(i) ax²+ bx + c > 0                   (iii) ax²+ bx + c < 0
(ii) ax²+ bx + c ≥ 0                  (iv) ax²+ bx + c ≤ 0
dimana a, b, c dan x ϵ R dan a≠0
1.      Interval/Selang
Interval merupakan himpunan bagian bilangan riil. Sebuah interval dapat dilukiskan pada garis bilangan yang berbentuk ruas garis (segmen garis) dan terdapat tanda lebih tebal pada titik yang bersesuaian.
2.      Langkah-langkah Menyelesaikan Pertidaksamaan Kuadrat
a.       Ubahlah pertidaksamaan kuadrat menjadi persamaan kuadrat
b.      Tentukanlah akar-akar dari persamaan kuadrat tersebut seperti yang telah dijelaskan pada materi sistem persamaan kuadrat
c.       Tentukan akar-akar dari persamaan kuadrat pada garis bilangan
d.      Tentukan mana yang termasuk daerah positif (+) dan mana yang termasuk daerah negatif (-)
e.       Tuliskan HP sesuai soal yang diminta

Contoh
1.      Tentukan himpunan penyelesaian dari x2 – 2x – 24 < 0

Jawab:       x2 – 2x – 24 < 0
                   x2 – 2x – 24 = 0
                   (x - 6) (x + 4) = 0
                   x – 6 = 0                      x + 4 = 0
                          x = 6                            x = -4
Jadi, HP = {x|-4 < x < 6}
2.      Himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan x2 – x – 12

Jawab:       x2 – x – 12
x2 – x – 12
(x + 3) (x - 4) = 0
x + 3 = 0                      x – 4 = 0
       x = -3                          x = 4
Jadi, HP = {x|-3  x  4}
F.    Penyelesaian Persamaan Linear dan Kuadrat Secara Simultan
Kadang-kadang persamaan linear dan persamaan kuadrat harus diselesaikan secara simultan. Untuk mendapatkan penyelesaian yang simultan, nilai-nilai dari y harus sama, sehingga ruas kanan dari setiap persamaan harus disetarakan.
Contoh:
Selesaikan persamaan berikut, 5x – 4 – 2x2 = 6x – 7
Jawab:         5x – 4 – 2x2 = 6x – 7
                               5x – 4 – 2x2 – 6x + 7 = 0
                               –x + 3 – 2x2 = 0
                               2x2 + x – 3 = 0
                               (2x + 3) (x – 1) = 0
                               x = atau x = 1
(Sumber: Buku Matematika Dasar Edisi 3, John Bird-Penerbit Erlangga 2004)





















DAFTAR PUSTAKA
Bird, John. 2004. Buku Matematika Dasar Edisi 3. Jakarta: Erlangga.
Wirodikromo, Sartono. 2006. Matematika jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Suryati, Enung; Untung Widodo. 2009. Mandiri Matematika Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

0 komentar:

Posting Komentar